FAQ

Pertanyaan yang sering ditanyakan tentang E-Voting ORHANIK

1. Umum & Konsep

ORHANIK adalah Simulator Pemilihan Elektronik yang dibuat oleh KPU Kabupaten Sumedang. Sistem ini digunakan untuk melatih sekaligus melaksanakan pemilihan OSIS maupun MPK secara digital dengan konsep yang menyerupai pemilu sungguhan, namun dalam lingkup sekolah.

Pemilihan OSIS/MPK menggunakan e-voting memiliki banyak manfaat, antara lain proses pemilihan menjadi lebih cepat, efisien, transparan, dan ramah lingkungan. Selain itu, penerapan e-voting dapat mendidik siswa agar terbiasa dengan praktik demokrasi digital sejak dini.

ORHANIK tidak 100% sama dengan pemilu nasional. Namun, sistem ini dirancang dengan konsep, tahapan, dan prosedur yang menyerupai pemilu sesungguhnya sehingga siswa bisa mendapatkan pengalaman langsung mengenai praktik demokrasi nyata.

Tujuan utama dari ORHANIK adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang demokrasi, membiasakan mereka menggunakan teknologi dalam proses demokratis, membuat jalannya pemilihan lebih efisien, serta membangun budaya partisipasi aktif dalam lingkungan sekolah.

Ilustrasi Umum & Konsep

2. Jenis Pemilihan

Pemilihan ganda adalah sistem di mana Ketua dan Wakil dipilih dalam satu pasangan calon, sehingga pemilih memberikan suara untuk pasangan tersebut.
Pemilihan tunggal adalah sistem di mana Ketua dan Wakil dipilih secara terpisah, sehingga pemilih dapat menentukan kombinasi sesuai keinginan.

Pemilihan ganda lebih praktis karena pemilih cukup memilih sekali. Selain itu, visi dan misi antara Ketua dan Wakil biasanya selaras karena mereka maju sebagai pasangan.

Pemilihan tunggal lebih demokratis karena pemilih dapat menentukan kombinasi Ketua dan Wakil sesuai preferensi masing-masing, tanpa harus terikat pada pasangan tertentu.

Ilustrasi Jenis Pemilihan

3. Akses Pemilih

Siswa dapat login menggunakan beberapa metode, yaitu Username & Password, Username saja, atau menggunakan QR Code yang dipindai.

Metode Username & Password lebih aman karena lebih sulit untuk disalahgunakan dibandingkan metode lainnya.

Metode QR Code adalah yang paling praktis. Siswa cukup memindai kode QR untuk langsung masuk ke aplikasi tanpa perlu mengetik.

Ilustrasi Akses Pemilih

4. Data & Persiapan

Sekolah harus mengirimkan beberapa data, seperti foto calon, biodata beserta visi dan misi, data pemilih (siswa, guru, staf), jumlah bilik suara, serta jumlah petugas yang akan bertugas.

Foto calon harus disimpan dengan nama file sesuai aturan, misalnya "OSIS_01_Budi.jpg". Selanjutnya, semua file dikompres dalam format ZIP sebelum dikirim ke KPU.

Data pemilih diambil dari DAPODIK sekolah yang mencakup informasi seperti nama, jenis kelamin, kelas, NISN/NIP/NIK, dan data penting lainnya.

Ilustrasi Data & Persiapan

5. Perangkat Keras & Lunak

Perangkat yang dibutuhkan antara lain Laptop/PC untuk bilik suara, HP untuk petugas absen, koneksi internet, webcam atau QR scanner, dan printer (opsional untuk kebutuhan administrasi).

Jika listrik mati, gunakan UPS atau sumber listrik cadangan. Alternatif lainnya, gunakan HP dengan koneksi internet agar proses pemilihan tetap bisa berlangsung.

Software yang perlu disiapkan meliputi sistem operasi (Windows, Linux, atau Mac), browser versi terbaru, aplikasi ORHANIK, aplikasi absen QR Code, serta aplikasi pendukung seperti Microsoft Word, Excel, dan WinRAR.

Ilustrasi Perangkat Keras & Lunak

6. Petugas Pemilihan

Petugas yang dibutuhkan dalam pemilihan meliputi petugas absen, penjaga bilik suara, petugas tinta, serta koordinator yang bertanggung jawab mengawasi jalannya pemilihan.

Jumlah petugas bilik disesuaikan dengan jumlah bilik suara. Standarnya, satu orang petugas untuk lima bilik suara.

Petugas tinta bertugas memberikan tanda tinta pada jari pemilih setelah mereka menggunakan hak pilih. Hal ini untuk memastikan pemilih tidak bisa memilih dua kali.

Ilustrasi Petugas Pemilihan

7. Proses Pemilihan

Pemilihan terbuka memungkinkan pemilih untuk memberikan suara dari mana saja menggunakan HP atau komputer yang terkoneksi internet.
Pemilihan terpusat mewajibkan semua pemilih hadir langsung ke TPS sekolah untuk memberikan suara.

Pemilihan terpusat lebih aman dari kecurangan karena semua proses diawasi secara langsung oleh panitia dan pihak sekolah.

Pemilihan terbuka memiliki risiko kecurangan lebih tinggi jika absensi tidak dilakukan secara ketat dan benar.

Ilustrasi Proses Pemilihan

8. Teknis Hari H

Alur pemilihan di TPS adalah sebagai berikut: pemilih melakukan absen, masuk ke bilik suara, login ke aplikasi, memilih calon yang dipilih, kemudian jari diberi tinta, dan keluar dari TPS.

Kepastian identitas pemilih dijamin dengan absensi menggunakan QR Code serta pemberian tanda tinta setelah memilih agar tidak bisa digunakan oleh orang lain.

Siswa yang tidak hadir bisa dianggap tidak menggunakan hak pilih. Namun, jika kebijakan panitia memperbolehkan, siswa tersebut dapat memilih dari rumah menggunakan username dan password pribadi.

Ilustrasi Teknis Hari H

9. Hasil & Administrasi

Hasil pemilihan dapat diumumkan secara langsung di sekolah melalui kegiatan seremonial serta secara online melalui website ORHANIK agar bisa diakses oleh semua pihak terkait.

Ya, berita acara hasil pemilihan dapat dicetak langsung dari aplikasi sebagai dokumen resmi.

Berita acara ditandatangani oleh panitia, calon atau saksi, serta pihak sekolah bila diperlukan sebagai bentuk validasi resmi.

Ilustrasi Hasil & Administrasi

10. Kendala & Solusi

Jika komputer mengalami error, gunakan komputer cadangan. Pastikan teknisi IT siap siaga, dan lakukan uji coba sehari sebelumnya untuk meminimalkan risiko gangguan.

Jika ada siswa yang bingung, petugas bilik dapat memberikan bantuan langsung. Selain itu, sekolah dapat menyediakan poster, tutorial, atau video panduan di ruang tunggu.

Untuk mengatasi antrean panjang, panitia dapat menambah jumlah bilik suara, mengatur jadwal kedatangan setiap kelas, serta menyediakan ruang tunggu yang memadai.

Ilustrasi Kendala & Solusi